Sore itu saya melakukan sebuah kesalahan yang agak ‘bodoh’. Cincin yang biasanya saya gunakan di jari manis tangan kiri saya, saya paksa masukkan ke jari manis tangan kanan saya. Masuk sih masuk, tapi ternyata gak bisa keluar lagi. hohoho…  Sepuluh menit berlalu saya paksa benda ini lepas dari jari saya, tapi nihil, yang ada jari saya bertambah bengkak dan merah juga panas. Bentuknya sudah seperti tempura goreng, hehehe…. Sejak itu saya biarkan hingga keesokan harinya. Bangun tidur, saya merasakan sakit yang luar biasa. Jari saya semakin bengkak, mungkin aliran darah yang tidak lancar dan tertekan. Karena saya harus berangkat kerja, akhirnya saya biarkan saja. Selama saya kerja, saya benar-benar menahan sakit hingga saya pulang kerja. Sepulang kerja, saya menelpon ayah saya dan ia menyuruh saya merendam jari saya dengan es batu selama mungkin. Percuma. Itu kata yang saya ucapkan. Hampir 45 menit saya merendam jari saya sampai beku. Saya olesi minyak sayur, minyak tawon, sabun mandi, sabun cuci, tapi semua sia-sia. Karena tak tahan dengan rasa sakit itu, saya disuruh ayah saya ke ugd rumah sakit. RS pertama yang saya kunjungi tidak bisa menangani masalah saya. Akhirnya tanpa pikir panjang, saya bawa ke UGD salah satu Rumah Sakit swasta di BSD. Di sana saya mendapatkan sambutan yang ramah dan baik oleh perawat di situ. Tak lama pak dokter datang melihat kondisi jari saya. Setelah tahu duduk permasalahan saya, dokter tersebut menyuruh perawat mengambil “tang dewa”. Tang tersebut fungsinya untuk memotong benda keras, seperti cincin. Panjang sekitar 50cm lebih. busyettt… Tang terbesar dan terpanjang pertama yang pernah saya lihat. Sang dokter langsung mengambil keputusan untuk memotong….hmmmm….cincin saya (yang jelas bukan jari saya yang jadi korban untuk dipotong, heheh).

Berhasil…berhasil…HOREEE… Rasanya bukan main legaaanyaa….makcesss… Cincin itupun lepas dari jari saya. Ketika saya akan membayar, dokternya bilang “gak usah, Mbak, pulang saja”. Saya pun mengucapkan terima kasih sekali untuk pak dokter malam itu (senin, 9 mei 2011, jam 19.30 wib). Semoga kebaikan hatimu terbalas. Sayangnya saya lupa menanyakan nama dokter jaga malam itu. Terima kasih deh pokoknya buat pak dokter, buat RS tersebut juga, terima kasih, jari saya bisa terselamatkan.